Cerita Kesederhanaan Bung Hatta, Gak Sembarangan Pakai Uang Rakyat – (Part 1) | Mata Najwa

Wasiat Bung Hatta: Hidup untuk Rakyat, Tolak Dimakamkan di TMP Kalibata – (Part 2) | Mata Najwa

Bung Karno pun Pernah Tak Punya Uang – Bung, Ini Negeri Kita (Part 3) | Mata Najwa

Masih Adakah Bung di antara Kita – Bung, Ini Negeri Kita (Part 4) | Mata Najwa

Jika Sukarno-Hatta Melihat Indonesia Hari Ini – Bung, Ini Negeri Kita (Part 5) | Mata Najwa

Heboh Mural Jokowi, Hina Lambang Negara? – Bung, Ini Negeri Kita (Part 6) | Mata Najwa

Pesan untuk Bung Karno dan Bung Hatta – Bung, Ini Negeri Kita (Part 7) | Mata Najwa

Sumber : Najwa Shihab Youtube Channel

PEKAN BUNG HATTA

Pekan Bung Hatta Eps.01 – Bersama Burhanudin Muhtadi Ph.D : “Bung Hatta dan Demokrasi”

Pekan Bung Hatta Eps.02 – Bersama Yudi Latif Ph.D : “Bung Hatta: Islam & Kebangsaan”

Pekan Bung Hatta Eps.03 – Bersama Arcandra Tahar & Trias Kuncahyono : “Soekarno-Hatta Dwitunggal”

Pekan Bung Hatta Eps.04 – Bersama Faisal Basri : “Bung Hatta Bapak Koperasi”

Pekan Bung Hatta Eps.05 – Bersama Bonnie Triyana : “Bung Hatta dan Kecintaannya pada Buku”

Pekan Bung Hatta Eps.06 – Bersama Ray Rangkuti : “Kesederhanaan Hidup Bung Hatta”

Pekan Bung Hatta Eps.07 – Bersama Prof. Dr Hamdi Muluk : “Bung Hatta Mata Air Inspirasi”

Sumber : bknp pdipperjuangan youtube channel

ROKOK KLOBOT DAN HARGA DIRI ANAK BANGSA

Masya Allah

Pada bulan Desember 1949, dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang digelar di Den Haag, Belanda.

Dalam sesi rehat, semua orang terganggu karena ruangan dipenuhi asap yang beraroma rempah terbakar. Semua mata tertuju pada seorang pria tua berjanggut yang sedang merokok di pojok ruangan.

Rokok klobot campuran dari tembakau, cengkeh, dan lada.
Delegasi AS perlahan mendekati pria tersebut yang tampak acuh tak acuh meski diperhatikan semua orang. Seketika itu juga beberapa orang dari Delegasi Belanda, Australia, dan Swedia ikut menghampirinya.
“Apa Tuan tidak punya rasa hormat?” ujar Delegasi Belanda.

Pria tua berjanggut itu hanya tersenyum seraya mengembuskan asap rokok yang membentuk huruf O.
Pria tua itu menjawab: “Apa maksud Tuan dengan rasa hormat?”

“Asap dan aromanya itu (rokok) sangat menyengat, mengganggu kami semua,” jawab orang Belanda.

“Tahukah Tuan, aroma itu berasal dari tembakau Deli, cengkeh dari Sulawesi, lada dari Lampung. Ketiga komoditas itulah yang mendorong Tuan beserta balatentara Tuan datang ke negeri kami dan akhirnya menjajah kami. Tanpa ketiga komoditas itu, apa Tuan masih mau datang ke negeri kami?” ucap pria tua itu dengan santun dalam bahasa diplomat berkelas.

“Ya, tapi ini ‘kan tempat terhormat? Tidak ada tempat merokok di sini”, jawab orang Belanda.

“Kami memang tidak pandai menciptakan tempat bagi orang terhormat, tetapi kami mampu beramah-tamah sekian ratus tahun dengan orang yang menjarah negeri kami. Apakah itu kurang cukup mengajarkan Tuan tentang rasa malu?” jawab pria tua itu lagi.

Kemudian pria tua itu menatap ke semua orang yang mengerumuninya, “Setujui dan akui sajalah kedaulatan negeri kami, maka Tuan-tuan tidak akan pernah bertemu dengan orang seperti saya lagi. Tempat terhormat ini tidak akan lagi tercemar dengan asap beraroma tembakau, cengkeh dan lada,” tuturnya.

Orang Belanda itu tersipu malu. Sementara para Delegasi AS, Australia dan Swedia bertepuk tangan sebagai ungkapan rasa hormat.


Siapakah tetua itu?
Ia adalah H. Agus Salim, Bapak Pendiri bangsa Indonesia.
Beliau menguasai 6 bahasa. Diplomat yang seumur hidupnya melarat untuk pengabdiannya kepada kemerdekaan RI. Pada tahun 1953, ia dipercayai menjadi dosen selama setengah tahun di Cornell University, AS._


Proklamasi itu kemerdekaan secara de facto, namun secara de jure orang-orang terbaik bangsa mati-matian memperjuangkannya di Den Haag, Belanda.

Begitulah cara H. Agus Salim menghadapi penjajah beserta kacungnya yang mengatasnamakan “INTERNASIONAL”


Semua orang itu sama. Punya rasa takut, baik itu kepada Tuhan, sesama manusia maupun bencana alam.

*Orang yang kita lihat hari ini berani karena dulunya sering diintimidasi oleh rasa takut. Karena sudah biasa menghadapi rasa takut, akhirnya mereka mampu mengendalikan rasa takutnya menjadi kekuatan untuk berani.

NAMA JALAN DI LUAR NEGERI YANG MENGGUNAKAN NAMA TOKOH/PAHLAWAN INDONESIA

HALLLOOOOOOOOOOOOOOOOOO……..
Bahasan kali ini tuh tentang nama jalan diluar negri yang menggunakan nama tokoh/pahlawan Indonesia. Keren kann??nah makanyaa dari pada penasaran mending langsung baca ajaa..

1.       RUE SOEKARNO – RABAT, MAROKO

Rue Soekarno telah resmi dikenalkan sebagai nama pada jalan di ibu kota Maroko Rabat mulai tanggal tanggal 2 Mei 1960. Penamaan itu adalah salah satu bentuk penghargaan yang diberikan Raja Muhammad V atas jasa Ir. Soekarno pada Maroko.

 
2.     MOHAMMED HATTA STRAAT – HARLEEM, BELANDA

Tokoh tersebut pastinya sudah tidak asing lagi. Sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah belajar di Belanda, maka pemerintah Belanda melalui walikota RH Claudius mengabadikan namanya sebagai nama jalan di Harleem Belanda.

https://goo.gl/maps/kn8pZEXKSA1QjV226

3.       R A KARTINISTRAAT – AMSTERDAM, BELANDA

Di kawasan Amsterdam Zuidoost atau yang dikenal dengan sebutan Bijlmer Anda bisa melihat papan nama jalan bertuliskan Raden Ajeng Kartini Straat. Selain di tempat tersebut nama jalan Kartini juga bisa ditemukan di Harleem dan Utrech. Nama R A Kartini dipakai untuk menghormati perjuangan beliau karena telah membela hak-hak perempuan.

4.       SJAHRIRSTRAAT – LEIDEN, BELANDA

Mantan Perdana Menteri Indonesia inijuga terkenal dekat dengan kalangan aktivis politik di Leiden. Sutan Sjahrir pernah belajar di Fakultas Hukum Universitas Amsterdam lalu pindah ke Leiden School Of Indology. Dari sini ia memperluas pergaulannya jadi akhirnya nama beliau diabadikan menjadi nama sebuah jalan di kota Leiden.

5.       IRAWAN SOEJONOSTRAAT – AMSTERDAM, BELANDA

Nama ini mungkin asing bagi telinga orang Indonesia. Beliau merupakan anak dari Raden Ario Adipati Soejono, salah satu menteri pertama Indonesia. Bagi orang Belanda, Irawan tak lain adalah pemuda Indonesia yang gagah berani. Irawan terbunuh pasukan SS Nazi Jerman yang ketika itu sedang menguasai Belanda. Sekarang namanya diabadikan sebagai nama jalan di kota Amsterdam.

6.       AHMED SOKARNO ST – MESIR

Nama Ahmed diberikan pada nama jalan tersebut karena bung Karno dikenal dengan nama Ahmad Soekarno di Mesir. Nama tersebut diberikan oleh Gammal Abdul Nasser sebagai pemimpin waktu itu. Dipilihnya nama Soekarno untuk nama jalan karena pada tahun 1955 Sukarno berjasa sebagai pencetus Konferensi Asia Afrika (KAA).

7.       MUNIRSTRAAT – DEN HAAG, BELANDA

Munir adalah pembongkar kasus penculikan aktivis tahun 1997-1998. Pemberian nama Munir sebagai nama jalan ini didasarkan atas semangat dan jasanya memperjuangkan Hak Asasi Manusia di Indonesia.

sumber: www.liveberita.com

https://fkhnissaa.weebly.com/blog/nama-jalan-di-luar-negeri-yang-menggunakan-nama-tokohpahlawan-indonesia