Karya Lengkap Bung Hatta

Buku Karya Lengkap Bung Hatta

 

6-BUKU KARYA LENGKAP BUNG HATTA

Menyelamatkan Indonesia dengan membumikan nilai-nilai integritas, egaliter serta pemikiran, ketokohan dan keteladanan Bung Hatta di kalangan generasi muda.

VISI

Terwujudnya generasi penerus bangsa yang cerdas, kompeten, dan berkarakter serta memiliki nilai-nilai kebangsaan Indonesia.

MISI

  1. Menggali dan melestarikan nilai-nilai kebangsaan untuk kelanggengan tegaknya bangsa dan negara Indonesia.
  2. Menyelenggarakan pendidikan karakter kepemimpinan dan pembinaan karakter bangsa.
  3. Mendorong dan mendayagunakan media untuk mendokumentasikan dan mensosialisasikan nilai-nilai kebangsaan.
  4. Pengembangan dan Penerapan Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi.

Yayasan Proklamator Bung Hatta bertujuan menggali dan melestarikan nilai-nilai kebangsaan yang telah diwariskan para tokoh perjuangan bangsa, mendidik, melatih, dan mensosialisasikannya kepada generasi penerus bangsa, dengan harapan terbekalinya calon-calon pemimpin bangsa menjadi pribadi berkarakter luhur serta mulia dan mampu mengangkat bangsa Indonesia menjadi negara yang bermartabat, kuat, adil, sejahtera dan bahagia.

PENGANTAR

Sebagai bagian dari Dwi Tunggal Proklamator Indonesia, Bung Hatta dikenal karena kesederhanaannya, jujur, dan rela berkorban demi kemerdekaan serta kemajuan bangsa dan negara sehingga menjadikan Bung Hatta sebagai figur pemimpin yang dirindukan hingga saat ini. Karakter dan nilai-nilai luhur, serta suri tauladan dan juga marwah perbuatannya menjadi warisan pusaka bangsa Indonesia yang diyakini mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar, kuat, bermartabat, berkeadilan, makmur, dan sejahtera, serta memiliki peradaban yang tinggi.

Namun sayang pusaka tersebut ternyata belum berhasil diwariskan kepada generasi muda karena pengaruh nilai-nilai dan kebudayaan asing pada era globalisasi saat ini. Menyikapi fenomena tersebut dipandang mendesak untuk membangun gerakan moral dan gerakan sosial dengan melestarikan serta mengkampanyekan nilai-nilai maupun karakter Bung Hatta yang penuh inspiratif untuk kebangkitan bangsa. Salah satu upaya adalah menerbitkan pemikiran beliau yang cerdas dan visioner yang telah dituangkan beliau melalui ketajaman penanya. Bung Hatta tidak hanya pandai membuat tulisan yang menjadi literatur, tetapi gerak langkahnya juga menjadi literatur yang tetap hidup hingga saat ini.

Adapun Yayasan Proklamator Bung Hatta hadir sebagai wujud  keinginan yang bulat dari para pendirinya untuk menyelamatkan Indonesia dengan membumikan nilai-nilai integritas, egaliter serta pemikiran, ketokohan dan keteladanan Bung Hatta di kalangan generasi muda.

Atas dasar itulah Yayasan Proklamator Bung Hatta mendorong agar  karya lengkap Bung Hatta dapat didedikasikan kepada generasi muda melalui pelbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang merupakan wadah pergerakan moral bangsa untuk kembali kepada jati dirinya.

Bung Hatta dan Karyanya

Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, proklamator dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama.

LATAR BELAKANG

Bung Hatta adalah sosok pendiri bangsa founding father yang visioner dan memiliki pemikiran yang multidisiplin dengan cakupan yang luas meliputi bidang politik nasional dan internasional, ekonomi kerakyatan dan koperasi, militer, filsafat, sosial, budaya dan lain lain. Pemikiran tersebut tersebar pada tulisan tulisan beliau di pelbagai media yang beliau tulis sejak di usia belia yaitu mulai dari era memperjuangkan kemerdekaan, pada masa sulit saat mempertahankan kemerdekaan sebagai Wakil Presiden RI dan sebagai warga biasa.

Pemikiran tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang beliau tulis dengan semangat nasionalisme dan di sepanjang masa hidupnya, yang substansinya masih tetap aktual sampai saat ini.

Pada era pembangunan dalam bingkai reformasi yang lebih demokratis dewasa ini, kiranya kita perlu kembali menimba pemikiran pemikiran original dari founding father ini untuk menyelami visi yang mendasar dalam upaya untuk mewujudkan sebuah negara yang adil dan makmur. Penelusuran secara kritis atas pemikiran Bung Hatta kiranya sangat penting sekaligus bernilai yang meliputi beberapa hal sebagai berikut:

Pertama:

Seluruh anak bangsa dan generasi penerus sudah seharusnya senantiasa mencari dan menggali nilai-nilai kebangsaan dan pemikiran dari para founding father agar seluruh aktivitas yang dilakukan mereka berada para koridor yang benar sesuai dengan cita-cita bersama seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kedua:

Bung Hatta hadir dan berperan pada banyak fase sejarah Indonesia dan memberi kontribusi pemikirannya pada setiap fase tersebut. Yaitu sejak era sebelum kemerdekaan, era demokrasi liberal, era demokrasi terpimpin dan era orde baru, sehingga pemikiran beliau dapat diyakini sangat lengkap dan komprehensif.

Ketiga:

Sosok Bung Hatta boleh dibilang ideal karena disamping penuh teladan dan tanpa cela, beliau juga merepresentasikan jalan tengah keindonesiaan yang khas. Walaupun beliau mengagumi Barat namun beliau percaya pada kekuatan nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong royong dan menghargai kebhinekaan. Walaupun beliau seorang religius yang taat namun berpandangan inklusif dan penuh toleransi sehingga jauh dari sikap ekstrim. Beliau bersikap sosialistik dan menganggap sentral peran Negara namun tetap memberi peran pada sektor swasta yang diwujudkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Pengumpulan tulisan-tulisan Bung Hatta diprakarsai oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) yang bersama Universitas Bung Hatta membentuk Dewan Redaksi yang diketuai oleh Prof. Emil Salim dan beranggotakan: Prof. Dr. Deliar Noer (Alm.), Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. Ir. Sofyan Asnawi (Alm.), Prof. Dr. Sri Edi Swasono, Prof. M. Dawam Rahardjo SE, dan Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono serta Drs. Arselan Harahap.

Kegiatan ini dimulai sejak tahun 1995 setelah mendapat persetujuan dari ahli waris Bung Hatta yang diwakili Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono

Yayasan Proklamator Bung Hatta (YPBH), sesuai dengan visi dan misinya (Penggalian Nilai-Nilai Kebangsaan, Pendidikan dan Pelatihan Karakter, Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Sosialisasi Nilai-Nilai Kebangsaan) memprakarsai penerbitan kembali Buku Karya Lengkap Bung Hatta untuk didistribusikan terutama kepada civitas academika karena disinilah para calon intelektual, calon pemimpin dan calon pelaku lainnya disiapkan.

Diperkirakan ada 1000 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia yang perlu mendapatkannya. Hal ini sejalan juga dengan program Pemerintah di bidang Revolusi Mental dan Nawacita.

JEJAK BUNG HATTA

Bung Hatta lahir di Bukittingi tanggal 12 Agustus 1902 dan wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Jakarta. Sosok Bung Hatta seolah sudah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa untuk menjadi founding father bagi hadirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Sebagai founding father perannya bukan hanya mengantarkan Indonesia merdeka akan tetapi juga memberi landasan moril dan ideologi yang membimbing perjalanan bangsa ini ke depannya. Landasan itu antara lain adalah Undang-Undang Dasar 1945 dan karya-karya beliau yang perlu selalu digali oleh generasi penerus sepanjang masa. Demikian juga keteladanan beliau selaku pemimpin bangsa dan dalam kehidupan keluarganya.

Bila kita telusuri jejak beliau sejak dari lahir hingga wafatnya dapatlah kita pahami proses kehidupan membekali sosok Bung Hatta untuk mengemban tugas mulia bagi nusa dan bangsa. Bukittinggi adalah kota yang elok dan dinamis serta sudah mentradisi melahirkan cendekiawan dan pemimpin seperti ulama, sastrawan, negarawan, politisi, ilmuwan, dan lain-lain.

Bung Hatta sendiri adalah cucu seorang ulama besar yang tersohor yaitu Syekh Abdurrahman  yang hingga kini makamnya masih ramai dikunjungi masyarakat. Wajarlah kalau kehidupan yang religius cukup tertanam dalam diri Bung Hatta. Sementara rasa Nasionalisme beliau terpupuk sejak masa kanak-kanak karena beliau menjadi saksi atas pelbagai perlawanan oleh masyarakat Minangkabau yang kritis dan tidak sudi mengikuti pemerintah kolonial Belanda.

Hatta muda menimba ilmu di MULO (setingkat SMP) Padang dan aktif di organisasi pemuda Jong Sumatranen Bond. Disini kemampuan intelektualnya kembali diasah karena terlibat dalam konflik antar kaum tua dan kaum muda terkait dengan adat serta masuknya modernisme Islam dimana Bung Hatta aktif di dalamnya. Melanjutkan study di PHS (Prins Hendrik School – setingkat SMA) Jakarta, wawasan Bung Hatta kian luas karena bertemu dengan tokoh-tokoh pergerakan diantaranya Haji Agus Salim. Di Jakarta, Bung Hatta sudah menimba teori-teori besar seperti Max Weber serta konsep ideologi sosialisme dari Karl Marx.

Melanjutkan pendidikan di Belanda tentu saja menambah wawasannya tentang peta politik-ekonomi dunia. Uniknya Bung Hatta tidak melupakan kondisi sosial ekonomi di kampung halamannya yang menurutnya mirip dengan konsep sosialisme. Atas dana dari teman-temannya, Bung Hatta berkesempatan mengunjungi negara-negara di Skandinavia yang terkenal karena kemakmuran dan pemerataannya. Beliau melihat bagaimana peran koperasi yang dominan dan menginspirasi. Di Belanda Bung Hatta aktif di organisasi pemuda “Perhimpunan Indonesia” (PI) dan terpilih menjadi ketua PI periode 1927-1931. Di masa pergerakan kemerdekaan, Bung Hatta berkali-kali masuk penjara antara lain di Denhaag (1928), Boven Digul (1935) dan di Banda Neira (1935-1942). Bersama Sjahrir, Bung Hatta mendirikan Organisasi : Pendidikan Nasional Indonesia yang berperan mendidik para pemuda menjadi kader untuk Indonesia merdeka.

Kita semua mengetahui sepak terjang Bung Hatta mendampingi sang orator ulung dan pemersatu bangsa Bung Karno dalam mengantarkan Indonesia Merdeka. Di fase yang genting ini peran Bung Hatta sangat sentral terutama dalam mempersatukan tokoh-tokoh pergerakan diantaranya Sutan Sjahrir, Jenderal Sudirman dan lain-lain, disamping mempersiapkan pondasi negara seperti Sistem Pemerintahan, Undang Undang Dasar dan lain-lain

Keunggulan Bung Hatta adalah kepiawaiannya dalam menulis. Dalam enam dekade masa hidup beliau dan menjadi saksi pada 5 fase penting yaitu : pergerakan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, demokrasi liberal, demokrasi terpimpin dan orde baru, beliau selalu menulis. Tulisan tulisan beliau berupa buku antara lain : Tujuan Politik Pergerakan Nasional di Indonesia (1931), Krisis Ekonomi dan Kapitalisme (1934), Alam Pikiran Yunani (1941) dan lain-lain. Tulisan-tulisan lepas beliau tersebar di pelbagai surat kabar  dan majalah yaitu : Indonesia Merdeka, Daulat Rakyat, Ilmu dan Masyarakat, Panji Islam, Pedoman Masyarakat dan Dunia Dagang. Tema tulisan Bung Hatta sangat beragam meliputi berbagai aspek seperti : Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya, Pertahanan / Militer, Luar Negeri, Industri, Filsafat, Pendidikan, Sastra dan lain lain.