Kata – Kata Bijak

BUNG HATTA’S WORDS OF WISDOM

KATA-KATA BIJAK BUNG HATTA

 

Disusun oleh   : Meutia Hatta Swasono

Foto – foto oleh         : Meutia Hatta Swasono

Diterbitkan oleh YAYASAN HATTA

 

  1. Lebih suka kami melihat Indonesia tenggelam ke dasar lautan, daripada melihatnya sebagai embel-embel abadi dari suatu negara asing

We would rather see Indonesia sink to the bottom of the sea, than suffer it to be an eternal appendix of some othe foreign nation

(Mohammad Hatta, Ketua Perhimpunan Indonesia, pidato pembelaan di muka P-engadilan Belanda di Den Haag – Maret 1928; artikel dalam Indonesia Merdeka No. 5-6 tahun 1926 halaman 106)

 

  1. Yang berdaulat di dalam negara nasional ini bukanlah orang asing, negara asing atau pemimpin asing

Those who have sovereignty in this national state are neither foreigners, foreign nations, nor foreign leaders.

(Mohammad Hatta, “ Nasib Kita di Tangan Kita”, pidato pada rapat umum di Kabanjahe, 22 November 1950)

 

  1. Kaum intelegensia Indonesia mempunyai tanggung jawab moril terhadap perkembangan masyarakat. Apakah ia ada duduk di dalam pimpinan negara dan masyarakat atau tidak, ia tidak akan terlepas dari tanggung jawab itu

Indonesian intelloectuals bear moral responsibility to social development. Whether or not they have positions as either state officials or social leaders, they can never escape from that responsibility

(Mohammad Hatta, Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia, 1966)

 

  1. Demokrasi bias tertindas sementara karena kesalahannya sendiri, tetapi setelah ia mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan keinsyafan

Democracy can be oppresses temporarily due to its own mistake, but soon after it has experienced a bitter trial, it will re-emerge with full consciousness

(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)

 

  1. Angkatan muda Indonesia sekarang mempunyai tugas untuk menjaga supaya keutuhan persatuan Indonesia itu terus kuat, seperti karang yang terpancang di tengah-tengah lautan, tidak terusik oleh gelembung dan angina badai

The present Indonesia generation has a duty to preserve and guard Indonesia unity to remain intact and strong. Like a rock in the middle of the sea, which dose breaking waves and stormy winds not effect

(Mohammad Hatta “Sesudah 25 Tahun”, pidato pada Dies Natalis IX Universitas Syiah Kuala, Darusslama, Banda Aceh, 2 September 1970)

 

  1. Dengan rakyat kita akan naik dan dengan sekuat kita akan turun. Hidup atau matinya Indonesia Merdeka, semuanya itu tergantung kepada semangat rakyat

Together with the people we achieve glory and with the people we go down. The greatness or the downfall of Free Indonesia depends on the people’s spirit

(Mohammad Hatta, Ke arah Indonesia Merdeka, 1932)

 

  1. Cahaya merona masa depan mulai bersinar. Kami menyambutnya sebagai fajar yang timbul. Pemuda Indonesia harus ikut mengemudi menuju arah yang tepat, mempercepat datangnya hari yang baru. Ia harus mengajarkan kepada rakyat untuk menikmati keindahan hidup, jangan hanya kesengsaraan saja yang harus menjadi nasib rakyat. Semoga bangsa Indonesia dapat menikmati kemerdekaan di bawah langit yang biru dan merasa dirinya sebagai yang mempunyai negeri, karunia rahmat Tuhan.

The red radiance of the future already begins to dawn in the present.We greet it as the dawn of a new day Indonesia’s youth must help us to steer us in the right direction. Its task will be to hasten the advent of the new day. It will have to teach our people the joy of living; not misery alone should be its part. May the Indonesian people feel free under their blue sky and may they feel themselves masters in the land God gave them

(Mohammad Hatta, Kerua Perhimpunan Indonesia, pidato pembelaan di muka Pengadilan Belanda di Den Haag, Maret 1928)

 

  1. Sejak dari masa penjajahan diciptakan bahwa Indonesia merdeka di masa dating mestilah negara nasional, bersatu dan tidak terpisah – pisah. Ia bebas dari penjajahan asing, politik maupun ideologi. Dasar – dasar perikemanusiaan harus terlaksana dalam segala segi penghidupan, dalam perhubungan antar orang dengan orang, antara majikan dan buruh, antara bangsa dan bangsa.

Since the colonial period, Free Indonesia has been prepared is be a national state, united and not apart. It should be free from foreign domination, politically as well as ideological. The essence of  humanism should be implemented in every aspect of life, among the relationship of one another, between the employers and the workers, between nation and nation

(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960

 

  1. Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil ialah supaya kita jangan menjadi obyek dalam pertarungan politik internasional, melainkan kita harus tetap menjadi subyek yang berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan tujuan kita sendiri yaitu Indonesia merdeka seluruhnya

The Government’s standpoint is that we should not be an object within the international political conflict, on the country, we have to remain a subject who has the right to determine our own attitude, we have the right to fight our own goals, that is, the freedom of the whole country, Indonesia

(Mohammad Hatta, pidato sebagai Keterangan Pemerintah di hadapan BP KNIP tanggal 2 September 1948)

 

  1. Demokrasi dapat berjalan baik apabila ada rasa tanggung jawab dan toleransi pada pemimpin – pemimpin politik

Democracy can perform properly when there is a sense of responsibility and tolerance among the leaders of the political parties.

(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)

 

  1. Tidak ada suatu perjuangan tanpa rintangan untuk mencapai tujuan esok hari, untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, amka pemuda perlu benar-benar sadar akan peranannya sekarang, untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya memimpin dan mengabdi kepada negara.

There is no effort without obstacles to reach the goals of tomorrow, to reach the society living in justice and prosperity, therefore Indonesia youth should seriously realize on their present role, to prepare themselves properly in order to become the leaders of the country and to devote themselves to the state.

(Mohammad Hatta, “ Menuju Negara Hukum”, pidato pada penerimaan gelar Doctor Honoris Causa di Universitas Indonesia, 30 Agustus 1975)

 

  1. Perkuatlah semangat persatuan untuk menjaga supaya Indonesia tanah pusaka adalah negara nasional, negara kepunyaan sendiri!

We should nurture the spirit of unity so as to safeguard Indonesia as our national state, our own state

(Mohammad Hatta, “Nasib kita di tangan kita”, pidato pada rapat umum di Kabanjahe, 22 November 1950)

 

  1. Kaum intelegensia Indonesia mempunyai tradisi yang baik dalam menentukan nasib bangsa. Selagi rakyat yang banyak masih berselimut dengan kegelapan, kaum terpelajarlah yang membukakan matanya bahwa ia mempunyai ha katas hidup sebagai bangsa yang merdeka

The Indonesian intellectuals have a good tradition in determining the fate of the nation. While most of the people are still in darkness, it is the intellectuals who open their eyes that the possess the right to live as a free nation

(Mohammad Hatta, Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia, 1966)

 

  1. Nasional, dalam arti membangun perekonomian rakyat, bukan dalam arti, membangun kapitalisme nasional

National in developing the people’s economy, not in building national capitalism

(Mohammad Hatta, pidato peringatan sweindu PWI di Jakarta, 11 Februari 1954)

 

  1. Bagi kami orang Indonesia, nama Indonesia mempunyai arti politik dan menyatakan suatu tujuan politik, mengandung tuntuan kemerdekaan, bukan kemerdekaan Hindia Belanda, melainkan kemerdekaan Indonesia dari kemerdekaan Indonesia dari Indonesia (Indonesisch Indonesia)

For us, Indonesians, the world “Indonesia” has a political meaning as well as a political goal, it encompasses the claim for Independence, not the eindependence of the Netherland-Indies but the Independence of Indonesia’s Indonesia

(Mohammad Hatta, “Over de Naam “Indonesie” (Tentang nama Indonesia)”, De Socialist No. 10, tanggal 8 Desember 1928)

 

  1. Mari kita menjaga agar jabatan apapun juga yang kita jabat adalah untuk memberi contoh kepada bawahan dan agar selalu ingat kepada tugas yang kita jalankan.

Let us maintain that ini whatever position we have in life, we should always give an example to our subordinates and never forget the duty we have to fulfil in life

(Mohammad Hatta, ceramah di muka para pejabat dan tokoh masyarakat di Gedung Negara, Jayapura, 26 Mei 1970)

  1. Sekali pun ilmu tidak memutus dan politik lebih berkuasa dalam menentukan tujuan, penerangan ilmu yang tepat dan meyakinkan dapat mempengaruhi pertimbangan politik. Semakin besar kecerdasan, semakin kuat rasion terhadap emosi

Science may not be the decision maker and politics has more power in stating the goals, however, proper and convicing explanation by science can influence political consideration. The greater the intelligence, the stronger the ration has over emotion.

(Mohammad Hatta, “ Tantangan Masa kepada ilmu-ilmu Sosial”, pidato pada Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional I, di Malang, 6 Agustus 1958)

 

  1. Kaum inteligensia tidak saja harus menunjukkan tanggung jawab intelektualnya terhadap perkembangan ilmu, tetapi juga tanggungjawab moril. Kembalikah manusia dengan ilmunya menjadi makhluk yang buas, menjadi manuasi biadab yang mengancam satu sama lain, mengancam kebudayaan dan peradaban?

Not only that the intellectuals should show their sciencetific responsibility toward the development of science, but also the moral responsibility. Will nit be that Man, with hisa science, turns to be the savage creatures, to be uncivilized people threatening each other, as well as threatening culture and civilization?

(Mohammad Hatta, Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia, 1966)

 

  1. Melarang pemuda yang tertindas untuk meloakukan politik, berarti melarang pemuda-pemuda itu untuk mengemban cita-cita kemerdekaan. Itu adalah kejahatan yang sangat berat terhadap negeri dan bangsa kami.

To keep the youth of an oppressed people out of politics means to deny that youth the ideals of freedom. And that is the greates crime against our land and people

(Mohammad Hatta, Ketua Perhimpunan Indonesia, pidato Pembelaan di muka Pengadilan Belanda di Den Haag, Maret 1928)

 

  1. Pemahaman kami secara prefentif selalu hyendak dibenarkan karena yang berwenang takut bahwa kami akan melarikan diri. Melarikan diri, Tuan Ketua? Kami terlalu bangga untuk mau melarikan diri! Kami berjuang untuk suatu cita – cita yang tinggi dan melarikan diri hanya akan merugikan perjuangan kami dan cita – cita kami

Our preventive detention is a always justified by “fear of escape”. Escape, Mr. President? We are too proud to flee. We fight for a high ideal dan fleeing would only damage our cause

(Mohammad Hatta, Ketua Perhimpunan Indonesia, pidato pembelaan di muka Pengadilan Belanda di Den Haag, Maret 1928)

 

  1. Bukan kebangsaan-ningrat dan bukan pula kebangsan-intelek yang dikehendaki oleh Pendidikan Nasional Indonesia, melainkan kebangsaan rakyat!

Neither feudal’s nationalism nor intellectual;s nationalism is the aim of the Indonesian National Education Party, but people’s nationalism

(Mohammad Hatta, Ke Arah Indonesia Merdeka, 1932)

 

  1. Sebagaiman Pancasila pedoman kita ke dalam untuk melaksanakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, demikian pula Pancasila menjadi obor kita dalam hal mencari kedudukan yang aman bagi Indonesia dalam lingkungan internasional

As the Pancasila is our guidance in the endeavor to attain properity and welfare of the people, likewise the Pancasila is our guiding light in the searvch for a secure position in the international community

(Mohammad Hatta, “ Pelaksanaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Lima Tahun”, pidato radion  17 Agustus 1950)

 

  1. Pancasila itu terdiri atas dua fondamen, fondamen moral, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, fondamen politik, yaitu perikemanusiaan, persatuan Indonesia, demokrasi dan keadilan social. Pemerintahan negara pada hakekatnya tidak boleh menyimpang dari jalan lurus. Dengan bimbingan dasar – dasar yang tinggi dan murni itu, akan dilaksanakan tugas yang tidak dapat dikatakan ringan ! Manakal kesasar sewaktu-waktu dalam perjalanan, karena kealpaan atau digoda hawa nafsu, ada terasa senantiasa desakan gaib yang membimbing kembali ke jalan yang benar

In principle the government may not denate from this straight path. Through these noble and genuine guiding principles we shall implement a difficult task whenever we get lost  in the way due to carelessness or greed there will always be a driven hand to reach out and guide us back to the right back

(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)

 

  1. Demikianlah harapan kaum idelais yang merumuskan filsafat negara dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Satu ciptaan, mungkin terlalu tinggi bagi manusia biasa melaksanakannya, tetapi sebagai pegangan untuk menempuh jalan yang baik sangat diperlukan. Dasar – dasar itu menuntut, kepada pemimpin – pemimpin politik dan kepada orang -orang negara untuk melatih diri supaya sanggup berbuat baik dan jujur, sesuai dengan janji yang diperbuat di muka Tuhan

This is the hope of the Idealists who set the National Guidance dan the Constitution of the Republic of Indonesia , a creation which , for common people, may be difficult to perform, but as a guidance for action. It is absolutely required. The foundations insist that … the political leaders and government officials train themselves to have the capability to perform in a proper conduct and honesty, in accordance with their vow to God

(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)

 

  1. Demokrasi Pancasila baru dapat hidup apabila negara Indonesia sudah menjadi negara hokum. Dan negara hokum, itu belum lagi tercapai. Sebab itu setiap oranf di anatara kita harus berusaha mencepatkan datangnya negara hokum itu

The democracy of Pancasila will only be able the exist if Indonesia has become a country which implements the rules of law. And such a nation has not been created yet. Therefore everyobe of us should make seriuous effort to accelerate the existence of the country with rules of law

(Mohammad Hatta “Menuju Negara Hukum” pidato pada penerimaan gelar Doctor Honoris Causa di Universitas Indonesia, 30 Agustus 1975)

 

  1. Rasa persatuan tidak berarti bahwa semuanya harus diperas menjadi satu. Persatuan , dengan tidak mempedulikan pendapat yang berlain-lain hanya tercapai dalam negara yang berdasarkan totaliter, negara fasis atau komunias

The feeling of unity does not mean that all has to be pressed in to one. Unity, without a respect to the opinion of others, can only be reached in countries with totalitarian base as well as in facist or communist countries

(Mohammad Hatta, pidato dalam pertemuan dengan kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) di Bogor, 25 Juni 1966)

 

  1. … semakin bijak … pemimpin-pemimpin rakyat melakukan pimpinan, bimbingan dan pengayoman terhdapa rakyat seluruhnya .. unsur-unsur kebhinekaan itu lambat laun akan … meleburkan diri dan semanghatnya kepada unsur ketunggalikaan … tetapi bila salah pimpin oleh orang – orang berjiwa kecil … yang tidak berjiwa kenegaraan, akibat sebaliknya yang tidak diingini bias pula terjadi…

… the winner … the leaders to give leadership, support and protection to the whole population … the diversity will gradually blend itself and itrs spirit in to a unity … however, if there is a misleading by narrow … minded officials … with no statesmanship, unexpected result can also happen..

(Mohammad Hatta “ Bhinneka Tunggal Ika”, Bung Hatta Menjawab , Jakarta Penerbit Gunung Agung, 1980)

 

  1. … koperasi berdasar ­self-help dan percaya pada diri sendiri, dan bukanlah organisasi minta – minta … lebih dahulu ditanam sendi usaha Bersama atas asas kekeluargaan. Apabila sudah tegak, barulah … Pemerintah … menyempurnakan yang telah berdiri itu

… a cooperative is based on the principals of self-help and self-confidence, this is not an organization that begs … it should first embed mutual endeavors based on the spirit of brotherhood. Once a cooperative is able to stand on its own … the government should help in making the cooperative stronger

(Mohammad Hatta, “Koperasi Jmebatan ke Demokrasi Ekonomi”, pidato radio pada hari Koperasi ke -3 , 12 Juli 1953)

  1. Pada dasarnya kita harus menghasilkan barang – barang keperluan hidup bangsa kita yang bahannya terdapat di tanah air kita sendiri… Impor barang-barang konsumsi atau … pakaian harus diperkecil berangsur – angsur. Impor barang – barang produksi, seperti mesin, alat bekerja dan lainnya, harus diperbesar…

Actually we should be able to produce our own basic needs by using raw materials available in our country … Importation of consumptive produce or cloth-wear should be gradually reduced. Importation of production equipment such us machines or other working tools should be increased…

(Mohammad Hatta, pidato pada peringatan sewindu PWI di Jakarta, 11 Februari 1954)

 

  1. Kepentingan golongan saudagar Indonesia harus diperlindungi terhadap kekuasaan golongan kapitalis asing, selama mereka dalam usahanya ikut serta membela kepentingan rakyat, membela pertumbuhan ekonomi nasional

The business interest of Indonesia’s entrepreneurs must be protected from the domination by foreign capitalists, as long as they participate in the efforts to protect the needs of the peoples’s economy and in bolstering the national economic growth

(Mohamamd Hatta, pidato pad aperingatan sewindu PWI di Jakarta, 11 Februari 1954)

 

  1. Berdiam diri melihat kesalahan dan keruntuhan masyarakat atau negara berarti mengkhianat kepada dasar kemanusiaan yang seharusnya menjadi pedoman hidup bagi intelegensia umumnya

For the intellectuals, to keep silent while witnessing the mistake and deterioration of the society and country, is considered as an act of treason towards the very essence of humanity

(Mohammad Hatta, Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia, 1996)

 

  1. Bagi Perhimpunan Indonesia, perkumpulan pemuda Indonesia yang belajar disini … kepentingan pribadi berada dibawah kepentingan Tanah Air dan kebahagiaan rakyat

For the Perhimpunan Indonesia, the association for Indonesian youth studying abroad here … personal interest comes after the interest of the homeland and the people’s well-being.

(Mohammad Hatta, Ketua Perhimpunan Indonesia, pidato pembelaan di muka pengadilan Belanda di Den Haag, Maret 1928)

 

  1. Tujuan revolusi nasional kita bukanlah semata – mata mencapaikemerdekaan bangsa, tetapi lebih jauh lagi, mencapai kemerdekaan manusia dari segala tindasan. Bukan saja bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari rasa takut, bebas dari penderitaan hidup dan bebas dari pengangguran

The objective of our national revolutions are not merely to attain independence, but furthermore to unleash the people form the bonds of all forms of oppression. Not only free from foreign occupation but also freedom from fear, afflictionas and unemployment

(Mohammad Hatta, pidato radio, “Cobaan Buat Merdeka” 17 Nove,ber 1948)

 

  1. … Kalau pemimpin – pemimpin kita jauh … kuta harus meneruskan pekerjaan mereka, Hanya satu obat saja yang dapat menyenangkan hati pemimpin .. pemimpin yang jadi korban pergerakan, yaitu melihat kawan – kawannnya terus bergerak

… Should our leader be detained … we must continue their efforts. There is only one remedy to please the heart of our detained leaders who have become the victims of our struggle, that is to witness their friends continue on with the struggle

(Mohammad Hatta, “ PNI Mendapat Cobaan”, Persatoean Indonesia Nomor 46, 10 April 1930)

 

  1. Tugas Mahasiswa ialah menuntut ilmu untuk mencari kebenaran, berjuang dalam masyarakat untuk menegakkan kebenaran. Dalam menghadapi kesulitran dan tantangan apapun juga, tetap tawakal kepada Allah SWT

A student obligation is topursue knowledge, to seek for the truth, to struggle within the society inupholding justice. In confroating whatever forms of difficulties and obstacles, one should remain faithful to God the Almighty

(Mohammad Hatta, tulisan tangan, koleksi keluarga)

  1. Salah satu usaha yang terpenting dalam pembangunan ekonomi negara ialah mengubah dasar export-economic menjadi ekonomi nasional untuk memperbesar tenaga beli rakyat. Produksi harus ditujukan ke dalam, untuk memenuhi keperluan rakyat

One of the most important things in developing the state economy is to change the basis of export-economics into national economy for increasing the buying power of the people. Production should be directed inward, to fulfill the people’s need …

(Mohammad Hatta, pidato pada peringatan sewindu PWI di Jakarta, 11 Fberuari 1954)

 

  1. Cita – cita negara kita ialah supaya kaum buruh kita mendapat penghidupan yang makmur dan bercahaya, supaya kaum buruh kita, tidak hanya bekerja saja, tetapi jug dapat perlindungan dalam pekerjaan dan dapat pula kesempatan untuk merasai keindahan alam tanah airnya

Our Nations’s desire is for our labors to have a prosperous and bright life, so that our labors … will not only have to work, but also have security in their work as well as the opportunity to appreciate the beauty of homeland

(Mohammad Hatta, ceramah dimuka para pejabat dan tokoh masyarakat di Gedung Negara, Jayapura, 26 Mei 1970)

 

  1. Kewajiban partai politik yang terutama ialah mendidik rakyat untuk mendapat keinsafan politik … segala aliran paham .. harus disusun dan dipimpin oleh partai-partai politik kejalan yang teratur, supaya berguna untuk pembangunan masyarakat

The main task of a political party is to educate the people on their political consciousness .. all ideologies … must be formulated and directed by political parties towards an orderly path, in order that they become nbeneficial for development of the nation

(Mohammad Hatta, “Sovereignty of the people”, speech at the RI local Gevrnment Administrator in Solo , 7 February 1946)

 

  1. Suatu barang yang bernilai seperti demokrasi baru dihargai apabila hilang sementara waktu

A valuable treasure such as dem09cracy is a appreciated only after it is in temporarily gone

(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)

 

  1. Kalau pers Indonesia mau dipandang sebagai … wakil pendapat umum, maka kewajiban baginya untuk enuntut kembali hak itu dengan sepenuh tenaga.. Bergeraklah dengan tenaga supaya dapat kembali kemeredekaan pers yang sempurna

… if the Indonesia press wants to be considered representing the majority’s opinions, then it has the obligation to seriously demand that they receive back that right … The Indonesian press should do its utmost to regain complete press freedom …

(Mohammad Hatta, Tuntut Kemerdekaan Pers”, Daulat Ra’jat No. 8, 30 September 1931)

 

  1. Kritik gunanya pengasah otak, sebab itu kritik mesti beralasan yang kukuh. Otak yang tidak berisi tidak boleh dipenuhi dengan lidah yang lancer dan mulut yang lancing

… Critique sharpens the intellectual mind, thus a critique should be based on a strong reason. A loose tongue and a big mouth will only make a hollow mind worse

( Mohammad Hatta, “Mesti Sopan dalam Kritik”, Adil, Juni 1938)

 

  1. Irian Barat selalu dianaktirikan oleh penjajah dahulu … Kita yang dating dari daerah lain mempunyai kewajiban untuk … ikut mengangkat derajad rakyat di sini…

West Irian in the past has always been neglected by the colonial government … We as Indonesians coming from the other provinces, have the obligation … to participate in raising the dignity of the people here

(Mohammad Hatta, ceramah di muka para pejabat dan tokoh masyarakat di Gedung Negara, Jayapura, 26 Mei 1970)

 

  1. Demokrasi kita harus dijalankan dengan perbuatan yang berdasarkan kebenaran, keadilan, kejujuran, kebaikan, persaudaraan dan kemanusiaan. Syarat utama untuk melaksanakan ini … ialah adanya keinsafan tentang tanggung jawab dan toleransi dan kesediaan hati untuk melaksanakan prinsip … orang yang tepat pada tempat yang tepat

Our democracy should be implemented through actions that are based on truth, justice, honesty, virtues, brother hood and humanity. The main prerequisite to be able to do this … is by being aware of our responsibilities, being tolerant and open hearted in adhere to the principle of … putting the right our responsibilities in the right place …

(Mohammad Hatta, Demokrasi kita, 1960)

 

  1. Dasar agama Islam … mutlak menuju kepada sosialisme … bertolak dari pikiran bahwa ia tunduk kepada kehendak Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Adil, maka seorang muslim membaktikan hidup dan perjuangannya pada persaudaraan umat manusia dan keadilan antara mereka

The foundation of the Islamic religion … is absolute towards socialism … deriving from the fact that a Moslem yield to the will of Allah the Merciful and the Just, thus a Moslem should devote his life and strive for the brotherhood of mankind and justice among them

(Mohammad Hatta, Ajaran Mars atau Kpeintaran Sang Murid Membeo?” Jakarta, Penerbit Bulan Bintang , 1975)

 

  1. Bahwa kekuasaan Belanda akan berakhir, bagi saya itu sudah pasti. Soalnya bukan ya atau tidak, tetapi cepat atau lambat. Janganlah nederland memukau diri bahwa kekuasaan kolonilanya akan kokoh sampai akhir zaman !

To me, it is a foregone conclusion that the dutch colonial edifice will crumble to the ground one day. It is only a question of time, of sooner or later and not of yes or no. The rising tide cannot be turned the future is a sea that knows no ebb

(Mohammad Hatta, Ketua Perhimpunan Indonesia , pidato pembelaan di muka Pengadilan Belanda di Den Haag, Maret 1928)

 

  1. Apabila kita memperingati Hari Pahlawan, hendaklah tertanam dalam keinsafan kita bahwa kita mempunyai tugas terhadap tanah air, yang harus didahulukan dari pada kepentingan diri sendiri

In celebrating Heroes Day, we should embed in ourselves the notion that we have a duty towards our country, that should be put forth before our own interest

(Mohammad Hatta, “Hari Pahlwan”, artikel di Mimbar Indonesia Thn. 1 No. 150, Sabtu 8 November 1952)

 

  1. Apabila kita menghargai jasa-jasa pahlawan kita, hendaklah kita memperingatinya dengan penghargaan akan cita – cita mereka terhadap tanah air.

In honouring our national heroes, we should appreciate their aspirations for the country (Mohammad Hatta, “Hari Pahlwan”, artikel di Mimbar Indonesia Thn. 1 No. 150, Sabtu 8 November 1952)

 

  1. Angkatan sekarang timbal – balik tanggung jawabnya, kepada angkatan yang lalu, kepada leluhur kita dan pahlawan yang telah hilang yang mempusakakan Indonesia Merdeka. Kepada angkatan yang akan datang, anak cucu kita, yang akan mjeneruskan pemeliharaan tanah air ini sebagai pusaka bangsa

The present generation has a two fold responsibility. To the past generations ancestors and those unknown heroes that have strived for Indonesia’s liberation. To the coming generation, to their children and grand children whom will continue the duty of maintaining Indonesia as the nations’s treasure

(Mohammad Hatta, Tanggung Jawab Moral Kaum Intelegensia, 1966)

 

  1. Kewajiban manusia Indonesia angkatan sekaranglah untuk menyerahkan tanah pusaka bangsa ini kepada angkatan yang akan dating dalam keadaan yang lebih baik dari yang diterimanya sebagai peninggalan angkatan yang lalu

The duty of Indonesia’s present generation into pass on this nation’s treasured land to the next generation in a better condition than what they inherited from the past generation

 (Mohammad Hatta, Tanggung Jawab moril kaum Intelegensi, 1966)

 

  1. Seringkali keanggotaan partai … bukan dasar “the right man in the right place” … ini … mendorong orang kejalan curang dan korupsi mental … akhirnya orang masuk partai bukan karena keyakinan, melainkan karena ingin memperoleh jaminan … Maka timbullah anarki dalam politik dan ekonom. Kelanjutannya, korupsi dan demokrasi merajalela

Membership in a political party is often not often not based on the principle of “ the right man in the right place” … This … causes people to follow a deceitful and corrupt mentality … for then the basis to join a political party is not conviction but to attain individual assurances. Consequently political and economic anarchy would emerge … as well as corruption and demoralization everywhere

(Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, 1960)

 

  1. Bumi yang terlantar, ditambah dengan erosi yang menjalar karena pembabatan hutan terus – menerus oleh rakyat dengan tiada pengetahuan dan keinsafan, mengancam hidup bangsa di masa datang

Neglected lands, exacerbated by erosions all over caused by incessant deforestation by those people lacking knowledge and awareness of environmental protection is a threat to the nation’s future life

(Mohammad Hatta, Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia, 1966)

 

  1. Membangun Indonesia yang adil dan Indonesia yang makmur, dilakukan dengan rasa tanggung jawab serta keberanian menghadapi segala kesukaran ! Pokok kemauan dan keberanian itu terletak pada cinta akan kebenaran dan keadilan, sebagai pembawaan orang berilmu dan cinta akan suatu cita – cita besar yang menjadi penyuluh harapan bangsa

The creation of a just and prosperous Indonesia should be done with a sense of responsibility and courage to face any difficulties! This zest and courgage lies in the love for truth and justice as main characteristics aof ascholarly person and the love for the grand apirations that serves the beacon of the nation’s desires

(Mohammad Hatta, Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia, 1966)

 

  1. Suatu bantuan pembangunan harus bebas dari syarat politik apapun jug, bebas dari campur tangan bangsa asing dalam soal -soal dalam negeri bangsa yang menerima bantuan

Foreign aid should be free from any political attachments, free from external meddling on the internal matters of the recipient country or nation

(Mohammad Hatta,Masalah Bantuan Perkembangan Ekonomi bagi Indonesia, Jakarta Penerbit Djambatan, 1968)